sepatu

Beragam jenis sepatu produksi Men’s Republic di Kota Tua Project, Grand Indonesia Mall, Jakarta (9/5/2015)

Jakarta?Di usianya yang baru 20 tahun, nama Yasa Paramita Singgih telah malang melintang di berbagai media sebagai seorang pebisnis sukses dengan penghasilan puluhan juta per bulan. Berkat usaha keras dan kegigihannya, Yasa berhasil mendirikan brand fashion khusus pria dengan nama Men?s Republic. Yasa yang masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Bina Nusantara, Jakarta ini pun kerap diminta untuk mengisi seminar bisnis dan wirausaha di sela-sela waktunya.

Ketika ditanya mengenai perjalanan hidupnya, Yasa berkata semua dimulai ketika ayahnya, Marga Singgih, terkena serangan jantung ketika dirinya masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Ia merasa perlu melakukan sesuatu untuk jadi mandiri dan tidak lagi menyusahkan orang tua. ?Setidaknya, untuk uang saku dan uang buku, saya tak perlu lagi minta pada orang tua.? Ujarnya. Berangkat dari pemikiran itu, Yasa pun mencoba mendaftarkan diri untuk menjadi Master of Ceremony (MC) di sebuah acara. Meski tak punya bekal dan pengalaman untuk menjadi MC, ternyata tak menyurutkan semangat Yasa untuk mencoba dan terus berlatih. ?Karena terpaksa, ya, jadi bisa dan malah terbiasa,?

Di usia 16 tahun, Yasa mulai tertarik untuk menjalankan bisnis kecil-kecilan seperti menjual kaus pria secara online melalui Blackberry Messenger (BBM) yang diberi merk Men?s Republic. Awalnya, Yasa hanya membeli sejumlah kaus di penjahit borongan di kawasan Tanah Abang dan menjualnya kembali pada pembeli. Ia mengaku tak ada modal sama sekali yang ia gunakan untuk berbisnis karena penjahit tersebut membolehkan Yasa untuk membawa kaus terlebih dahulu dengan sistem hutang. ?Ketika barang sudah laku, baru saya bayar. Jadi saya benar-benar tidak keluar modal duit,? jelasnya lagi.

Yasa pun bercerita bahwa dirinya sempat memiliki sebuah kedai kopi bernama Ini Teh Kopi di kawasan Kebon Jeruk dan Mal Ambassador, Jakarta Selatan. Namun, usahanya kandas lantaran kurang perhitungan dan kesiapan yang matang. Terlebih lagi, ia masih harus mengurus usaha penjualan kausnya. Yasa pun terpaksa menghentikan seluruh kegiatan bisnisnya karena bangkrut. ?Dulu, menjelang UN, ga kepikiran sama sekali buat belajar karena bangkrut 100 juta.?

Selepas UN, semangat Yasa untuk kembali berbinis kembali berkobar. Masih menggunakan nama Men?s Republic, kini Yasa menyambangi pabrik sepatu di kawasan Bandung yang memberinya 250 pasang sepatu untuk dijual dalam tenggat waktu dua bulan. Tak disangka, sepatu tersebut ludes terbeli. Usahanya pun kian berkembang hingga merambah ke produk pakaian dalam pria, jaket, dan sandal. Kini, penjualan Men?s Republic melejit hingga 500 pasang sepatu dalam satu bulan. Yasa pun berhasil mengantongi ratusan juta rupiah dan menyandang status sebagai wirausahawan sukses di usia muda.

?Dulu, saya selalu menuliskan keinginan-keinginan saya dan menempelkannya di dinding kamar. Ini memberi sugesti pada pikiran kita. Dengan pikiran yang baik, kata-kata kita ikut jadi baik. Dari kata-kata, menjadi tindakan, dan kemudian menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan itulah, akhirnya merubah hidup kita.? Ujar pria kelahiran 23 April 1995 ini sambil tersenyum.

Ia pun menambahkan, tak perlu takut untuk berbisnis karena tak memiiki uang. Yang terpenting baginya adalah keberanian dan juga relasi dengan banyak pihak. Yasa menyarankan calon pengusaha untuk tak terlalu banyak pertimbangan. ?Jalani saja. Pengusaha itu bukan menghindari risiko kegagalan, tapi berusaha untuk terus-menerus menghadapi kegagalan,?

Ke depannya, Yasa akan menerbitkan buku tentang perjalanan hidup dan kariernya yang berjudul Never Too Young to Become a Billionaire. Ia berharap lewat bukunya, ia dapat menginspirasi banyak anak muda untuk mulai berkarya.

Yasa juga rajin menuliskan status-status penyemangat di akun Twitternya @YasaSinggih. Berikut salah satu tweetnya yang menginspirasi banyak orang, ?Buat yg udah lulus SMA, kalo mau kuliahnya ngga sia sia.. Pilih jurusan yang bener bener suka & kampus yg berkualitas! Kalo kuliah cuma buat gelar dan ijazah mending ga usah kuliah. Kuliah buat ilmu, relasi & menyusun kerangka berpikir manusia. Di kuliah ngga akan diajari mulai bisnis, yg diajarin adalah mengelola bisnis. Alhamdulillah materi kuliah saya kepake banget. Terutama mata kuliah Integrated Marcomm, pengantar Public Relation, Marketing. Makanya wajib bisnis sambil kuliah, biar ilmunya kepake.? [Wida Citra Dewi]