Catatan Kang AaBAS

 

“Media Korupsi”

GADUH DI WACANA, SEPI DI BERITA

 

 

Berita adalah informasi fakta. Wacana adalah debat pendapat. Begitu banyak kata  tentang korupsi. Ternyata begitu sedikit berita.Takmengapabagijurnalistikelektronik, karenadiamenjualwacanadan kata karenakarakternyayang ”kuat di auditif”“Bagaimanadengankoran? Media cetak yang punyasipatdetilitasfaktual! Ternyata, dalamhal “korupsi” hanyaramai di komentar! Bahkan, Kompas sebagai media cetak yangleadingsecara nasional, tak mampu mengimbangi riuh rendah wacana korupsi di masyarakat.Padapertengahantahunini, ketika SBY masihbertahta, hanya mampu mengcover berita korupsi 9.78 % sajadariseluruhberitanya. Bagaimana dengan koran lain? Jauh dari perkiraan: Suara Pembaruan justru yang leading dalam pemberitaan penistakekayaannegara!Diamendudukiposisipertamadenganpersentasi18.04. Nyarisdua kaliKompas. Mungkinkah Kompas berpendirian: semakin banyak berita korupsi, malah semakin kabur penanganan korupsi?Atausedikitmalu-malumengungkapbahwanegeriinimemangberprestasidalamkorupsi…

Ada sebuahketentuanjurnalistik. Baschwitzdanbanyakahli lain sependapattentanghalini: kontinyuitas! Bukanhanyadarikeberlanjutanterbitsajasebuahpublikasidikatakanpenerbitanpersmelainkanjugadarisegiisi. Sebuahperistiwa –apalagitingginilaiberitanya– harusberlanjutdiberitakan. Karena, “Akan ada momentum lanjutan…” ujarGaltungdanRuge. Khalayak pun mengharapkankesudahannya. Apabilasebuahpenerbitanperstidakmemegangteguhprinsipini, niscayajadiobjekkibulanpenguasadzolim. Diaakanmelakukanteknikblack gout.Dalamhalinimaknanya“ menutupperistiwa yang satudengan yang lain sehinggainformasimenjaditidakjelas”.  Semacamteknikcover up!“Semakintidakjelassuatuberita, semakintidakmungkinjadiberita” tambahduasejoliilmuwanjurnalistikitu.  Ini yang diharapkan para koruptor: kesudahannyamenjaditidakdiberitakan!Masalahnya, mungkin, kalaudiberitakansemuaperistiwakorupsidankontinyu, habislahhalamankoran. Karenanya, pandai-pandailah para jurnalismengelolanya. Atau, harusadalembarankhusustentangkorupsi! Visibelkah?

Aa Bambang A.S.

SCC Sospol/Associate Profesor Prodi MarComml

KandidatDoktorIlmuKomunikasiUNIVERSITA PADJADJARAN BANDUNG