Program Pascasarjana Universitas Paramadina mengadakan seminar peluncuran buku tanggal 30 September 2014. Seminar dan peluncuran buku yang menghadirkan wakil Presiden terpilih Yusuf kala sebagai Pembicara utama cukup menarik.  Dalam orasinya penuh semangat selama satu jam lebih, Yusuf Kala bercerita tentang rintangan pembangunan bangsa Indonesia ke depan harus dihadapi dengan rasa optimisme. Generasi muda khususnya dunia pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi haruslah menyambut masa depan bangsa Indonesia dengan penuh syukur dan rasa optimisme yang dalam. Dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi harus diarahkan untuk meningkatkan mutunya di segala bidang keilmuan. Perguruan Tinggi tidak harus diarahkan untuk selalu melakukan demonstrasi dan terlibat politik praktis, oleh karena esensi pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan bagi generasi muda untuk didedikasikan bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Dan, pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu akan mampu meluruskan esensi pembangunan di segala sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seminar dan peluncuran buku dihadiri berbagai kalangan seperti Pengusaha, Investor asing, para dosen dan para praktisi bisnis. Pada kesempatan terpisah saya bersama seorang wartawan Kompas mewawancarai Tanri Abeng peserta seminar. Dalam tuturannya menjawab pertanyaan rintangan pembangunan bangsa ke depan, Tanri Abeng menguraikan benang kusut yang perlu diurai terlebih dahulu adalah menggali potensi bangsa, terutama menciptakan sumber daya manusia yang handal di berbagai sektor terutama sektor ekonomi khususnya sumber daya alam haruslah dikelolah berbasis high technology untuk meningkatkan added value. Dan nilai tambah ekonomi hanya dapat dicapai apabila sumber daya manusia Indonesia dapat ditingkatkan melalui pendidikan yang bermutu. Jadi pokok pangkalnya adalah pendidikan yang bermutu. Untuk mencapai pendidikan yang bermutu, maka generasi muda khusus para siswa dan mahasiswa harus disiplin belajar yang tinggi. Sektor-sektor ekonomi seperti pertambangan dan energi, yang pengelolaan dan produksinya masih ditangani orang asing, oleh karena kita bangsa Indonesia masih kekurangan tenaga ahli yang mampu mengelolah sumber daya alam yang melimpah. Harus ada strategi pendidikan yang berorientasi mengelolah sumber daya alam dan sumber daya-sumber daya ekonomi kreatif lainnya. Jawabnya hanya satu, yakni meningkatkan mutu pendidikan di segala bidang keilmuan, yang tidak teoritis saja, melainkan yang praktikal berbasis teknologi tepat guna. Demikian Tanri Abeng.

Beberapa pembicara lain yang menambahkan pembicara sebelumnya juga fokus pada sumber daya manusia yang meningkat mutunya, untuk mengurangi kesenjangan di berbagai bidang kehidupan. Masalah bangsa Indonesia memang sangat kompleks, oleh karenanya perlu dihadapi dengan disiplin belajar generasi muda khususnya para mahasiswa sebagai ujung tombak pembangunan berkelanjutan.

 

20140930_113201_resized20140930_095646_resized

(Foto bersama beberapa Peserta Public Figure:   Tanri Abeng—Anis Baswedan).

Oleh:  Dr. Dominik Tulasi, dosen Marketing Communication, Binus University.

20140930_095606_resized